Bahaya dan kecelakaan kerja menjadi salah satu hal yang tidak bisa dihindari. Pekerja dan perusahaan hanya bisa meminimalisir adanya hal ini agar tidak terjadi kecelakaan yang berakibat fatal.
Hal yang Terjadi Pada Kecelakaan Kerja
Kecelakaan dapat menimbulkan 5 jenis kerugian, yaitu: Kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, kelalaian dan cacat, dan kematian. Heinrich (1959) dalam ILO (1989:11) menyusun daftar kerugian terselubung akibat kecelakaan sebagai berikut:
- Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan yang luka. Hal ini tentu saja mempengaruhi produktivitas.
- Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan lain yang terhenti bekerja karena rasa ingin tahu, rasa simpati, membantu menolong karyawan yang terluka.
- Kerugian akibat hilangnya waktu bagi para mandor, penyelia atau para pimpinan lainnya karena membantu karyawan yang terluka, menyelidiki penyebab kecelakaan, mengatur agar proses produksi ditempat karyawan yang terluka tetap dapat dilanjutkan oleh karyawan lainnya dengan memilih dan melatih ataupun menerima karyawan baru.
- Kerugian akibat penggunaan waktu dari petugas pemberi pertolongan pertama dan staf departemen rumah sakit,
- Kerugian akibat rusaknya mesin, perkakas, atau peralatan lainnya atau oleh karena tercemarnya bahan-bahan baku,
- Kerugian insidental akibat terganggunya produksi, kegagalan memenuhi pesanan pada waktunya, kehilangan bonus, pembayaran denda ataupun akibat-akibat lain yang serupa,
- Kerugian akibat pelaksanaan sistem kesejahteraan dan maslahat bagi karyawan,
- Kerugian akibat keharusan untuk meneruskan pembayaran upah penuh bagi karyawan yang dulu terluka setelah mereka kembali bekerja, walaupun mereka (mungkin belum penuh sepenuhnya) hanya menghasilkan separuh dari kemampuan normal
- Kerugian akibat hilangnya kesempatan memperoleh laba dari produktivitas karyawan yang luka dan akibat dari mesin yang menganggur.
- Kerugian yang timbul akibat ketegangan ataupun menurunnya moral kerja karena kecelakaan tersebut,
- Kerugian biaya umum (overhead) per-karyawan yang luka.
Sementara itu, ada beberapa hal yang menyebabkan bahaya di tempat kerja bisa terjadi. Apa saja yang menyebabkan keamanan di tempat kerja menjadi rentan?
Aspek Bahaya di Tempat Kerja
Pada umumnya ada 5 (lima) aspek bahaya K3 pada tempat kerja, diantaranya : aspek bahaya biologi(s), aspek bahaya kimia, aspek bahaya fisik/mekanik, aspek bahaya biomekanik dan aspek bahaya sosial-psikologis.
Aspek Bahaya Biologi
Aspek ini dipengaruhi oleh kondisi makhluk hidup di sekitarnya. Misalnya jamur, virus, bakteri, tanaman, dan binatang.
Aspek Bahaya Kimia
Bahan yang masuk ke dalam kategori ini adalah bahan yang terkait dengan reaksi kimia. Misalnya bahan atau material yang beracun, reaktif, radioaktif, gampang meledak, gampang terbakar atau menyala, iritan, dan korosif.
Aspek Bahaya Fisik atau Mekanik
Hal –hal yang berkaitan dengan fisik juga bisa membahayakan pekerja di suatu tempat kerja. Misalnya adalah ketinggian, konstruksi (infrastruktur), mesin/alat/kendaraan/alat berat, ruangan terbatas (terkurung), tekanan, kebisingan, suhu. selain itu ada pula faktor cahaya, listrik, getaran, radiasi.
Aspek Bahaya Biomekanik
Penyebab lain yang membuat bahaya di tempat kerja ini antara lain gerakan berulang, postur/tempat kerja, pengangkutan manual, dan design tempat kerja/alat/mesin.
Aspek Bahaya Sosial-Psikologis
- Stress.
- Kekerasan.
- Pelecehan.
- Pengucilan.
- Intimidasi.
- Emosi Negatif.
Berbagai hal tersebut seringkali menjadi pemicu-pemicu yang membuat bahaya di tempat kerja bisa terjadi. Dengan demikian, perlu adanya perlindungan keselamatan agar sesuai dengan standar K3.
Baca juga: 9 Tips untuk Meningkatkan Keselamatan Kerja di Laboratorium
Penyebab Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja Karena Faktor Manusia
Manusia memang bisa menjadi penyebab terjadinyta kecelakaan kerja. Salah satunya karena faktor umur. Umur yang rentan tentu saja makin rentan pula terkena kecelakaan. Jenis kelamin juga berpengaruh dalam faktor penyebab kecelakaan kerja. Misalnya daya tahan tubuh laki-laki dan perempuan yang berbeda.
Beberapa kebijakan diatur dalam hal ini, misalnya kebijakan hamil dan haid. Dua peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang khusus.
Faktor lainnya adalah Penggunaan perlengkapan alat kerja dan Alat Pelindung Diri (APD) atau alat safety. Hal ini berfungsi untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Penggunaan alat pelindung diri dapat mencegah kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan praktek pekerja dalam penggunaan alat pelindung diri. Alat safety tersedia di toko alat safety memalui online maupun offline.
Adanya pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja juga menjadi salah satu faktor yang penting dalam hal keselamatan kerja. Jika para pekerjadan perusahaan memahami aturan kebijakan K3 dengan baik maka pemenuhan hak akan keselamatan kerja menjadi penting.
Peraturan perundangan adalah ketentuan-ketentuan yang mewajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan perawatan medis.
Ada tidaknya peraturan K3 sangat berpengaruh dengan kejadian kecelakaan kerja. Untuk itu, sebaiknya peraturan dibuat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan
Faktor Lingkungan dan Keamanan Kerja
Suhu Udara menjadi salah satu penentu juga dalam hal keselamatan pekerja. Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C.
Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot. Suhu panas terutama berakibat menurunkan prestasi kerja pekerja, mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang.
Sedangkan menurut Grandjean dkondisi panas sekeliling yang berlebih akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja. Hal ini akan menurunkan daya kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas dengan jumlah yang sangat sedikit.
Kemudian yang menjadi penting adalah penerangan. Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda di tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya tidak perlu. Penerangan adalah penting sebagai suatu faktor keselamatan dalam lingkungan fisik pekerja. Beberapa penyelidikan mengenai hubungan antara produksi dan penerangan telah memperlihatkan bahwa penerangan yang cukup dan diatur sesuai dengan jenis pekerjaan yang harus dilakukan secara tidak langsung dapat mengurangi banyaknya kecelakaan.?
Baca juga: Rekomendasi Alat Safety Terbaik di Indonesia
Keselamatan dan Faktor Peralatan
Kondisi mesin menjadi salah satu penentu dalam hal keselamatan kerja. Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan. Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan pekerjaan dapat lebih berarti.
Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak segera diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Harus ada alat pengaman di mesin ini agar menjaga pekerjanya tetap aman.
Dengan memperhatikan hal ini, kecelakaan kerja harusnya bisa diminimalisir karena mengetahui pencegahannya.